*Adanya Proses Otopsi, Kuasa Hukum Korban Berharap Penyidik Polres Klaten Dapatkan Keyakinan Bahwa Pelaku Bukan Sendiri*

SOROTREPUBLIKA| Klaten – Kuasa Hukum korban (Fajar Syahputra) sudah berada di Polres Klaten untuk menyaksikan proses otopsi yang dilakukan oleh tim Forensik dan Inafis ke TPU yang lokasinya di desa Melikan Wedi Klaten, bersama anggota Polres Klaten.
Dari pagi sebelum proses Otopsi dimulai sudah ramai warga berkumpul untuk memyaksikan acara otopsi, pada pukul 9.40 tim Forensik dan INAFIS dari Polda DIY datang ke lokasi TPU disitu diadakan upacara pembukaan otopsi. Korban Fajar Syaputra (Alm) berlangsung kurang lebih 4 jam, di lokasi TPU setelah selesai otopsi pihak dari anggota Polres Klaten Satreskrim menyatakan bahwa otopsi berjalan dengan lancar dan tinggal menunggu hasil.
Saat diwawancara oleh beberapa media yang hadir dilokasi, Kanit Reskrim Polres kelaten mengatakan bahwa kejadian yang dialami Fajar (Korban) dan dilakukan oleh Rahel (pelaku), dan rekannya dilatarbelakangi duel dan Satu lawan satu.
Pernyataan Kanit Reskrim ini jelas sangat melukai perasaan orang tuanya korban, dimana orang tua dan Kuasa hukum korban mendapatkan keterangan dari saksi yang tahu persis kejadiannya dari awal penjemputan dan sampai diantar pulang oleh saksi (Rido).
Saksi Rido (15) yang tidak tahu rencana apa yang akan dilakukan oleh para pelaku, menyatakan dirinya diperintah menjemput Fajar (korban) oleh Rahel (15) untuk dibertemu pelaku disuatu tempat kejalan persawahan, Dukuh Mindi, Desa kali gayam Kecamatan Wedi, kabupaten Klaten.
Disana Sudah ditunggu oleh Rahel dan rekan- rekan, saat sudah samapi ditempat tujuan Fajar (korban) dengan Rahel (pelaku), Rahel menyalahkan korban dan korban memberi penjelasan kepada Rahel namun saat masi berdebat tiba tiba temanya Rahel mendorong Fajar (korban), kemudian pelaku lain temen Rahel memegang tangan kanan, dan temen yang lain memegang tangan kiri,
Rahel kemudian langsung memukul kepalanya dan mensikut perut Fajar (korban) dengan kaki, terus menendang alat kemaluannya. Disitu fajar langsung jatuh tersungkur, dan minta ampun kepada Rahel sambil merintih kesakitan, kejadian tersebut berlangsung sekira 30 menit dan Tak ada yang menolong Fajar sampai akhirnya korban di bawa pulang oleh Rido.
Saat itu ada rekan yang menyaksikan ada yang menvidiokan Siswa MTS yang memakai motor Yamaha aerok( keterangan ns) yang menyaksikan kejadian dilokasi dan sempat beredar luas di sosmed.
Korban yang tak berdaya dibawa pulang oleh Rido dari hari kehari korban merasa sakit dan puncaknya setelah tiga hari kejadian, tanggal 11 malam pukul 19.30 WIB. Fajar dilarikan ke rumah sakit Bagas waras klaten pada pukul 1.47 WIB pagi. Fajar dinyatakan meninggal oleh rumah sakit RS. Sebelum fajar menghembusakan nafas yang terakhir, sempat bercerita sama ibu Yeni, ibu korban, dan disaksikan pihak rumah sakit yang menangani fajar ( korban) bercerita bahwa dirinya dianiaya oleh Rahel dan teman temannya.
Ia menjelaskan, Kepalanya dipukul perutnya disikut pakai kaki pelaku dan ditendang alat kemaluannya oleh pelaku, bahkan dokter menyatakan ke ibu korban. Bahwa fajar pecah liver, sehingga tidak dapat di selamatkan. Karena saking kerasnya benturan yang menimpa diperut fajar.
Sampai saat ini orang tua korban merasa kecewa atas kejadian tersebut ditambah ada beberapa media yang beredar Stitmen yang menyatakan bahwa kejadian ini dilatarbelakangi dengan duel (berkelahi) kalau berkelahi apa lagi satu lawan satu tentu anaknya bisa menang karna dilihat dari badan dan usianya, juga gak mungkin sampai separah ini. Yang jelas orang tua korban memiliki saksi yang tahu persis berkepribadian baik dan jujur. dan berbeda dengan apa yang disampaikan oleh polres Klaten.
Harapan kita semua dengan adanya proses Otopsi, penyidik dapat menggali lebih dalam dan menemukan petunjuk dan bukti lain yang ada kaitanya dengan proses terjadinya penganiayaan yang diduga dilakukan secara bersama sama. Tim/Red