*Halalbihalal 2025 Keluarga Besar, Dzuriat Mama Dulyamin × Mimi Kunaenah di Kediaman Carmudi Majalengka*

*Halalbihalal 2025 Keluarga Besar, Dzuriat Mama Dulyamin × Mimi Kunaenah di Kediaman Carmudi Majalengka*

MAJALENGKA– Halalbihalal adalah tradisi khas Indonesia usai salat IED seperti Idul Fitri 2025 yang lahir dari perpaduan nilai-nilai budaya dan ajaran Islam. 

Salah satu tradisi masyarakat Indonesia setelah hari raya seperti Idul Fitri 2025 adalah melaksanakan halalbihalal. Tradisi ini telah berlangsung sejak zaman dahulu dan secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat dari segala kalangan.

Halalbihalal merupakan wujud ajaran Islam dalam membina ukhuwah atau persaudaraan pasca Lebaran. Sebelum dikenal seperti sekarang ini, tradisi Halalbihalal memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri.

Makna dan Definisi Halalbihalal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Halalbihalal didefinisikan sebagai acara saling bermaafan pada hari Lebaran yang mengandung makna silaturahmi. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yaitu "Halla" atau "Halala," yang memiliki banyak arti, seperti penyelesaian kesulitan, mencairkan yang beku, hingga melepas ikatan yang membelenggu.

Namun, menariknya, Halalbihalal bukan tradisi yang berasal dari Mekkah atau Madinah, melainkan murni berasal dari Indonesia. Sejarahnya memiliki beberapa versi, yang masing-masing mencerminkan nilai-nilai persatuan dan kebersamaan yang khas di Nusantara.

Sejarah dan Asal Usul Halalbihalal

1. Halalbihalal di Zaman Mangkunegara I

Salah satu versi sejarah menyatakan bahwa Halalbihalal berakar dari tradisi yang dimulai oleh Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa. Pada masa itu, selepas Salat Idul Fitri, beliau mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan 

Halalbihalal di Era Kemerdekaan Indonesia

Versi lain menyebut bahwa tradisi Halalbihalal berkembang saat masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Pada Ramadan 1946, Presiden Sukarno menghadapi tantangan besar dalam menyatukan para pemimpin politik yang terpecah. Untuk meredakan ketegangan, Soekarno meminta saran dari KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

KH Wahab Hasbullah kemudian menyarankan agar diadakan sebuah acara yang mempertemukan para tokoh politik dalam suasana Idul Fitri, dengan tujuan saling bermaafan dan menyatukan kembali semangat kebangsaan. Ia menamai acara ini "Halalbihalal." Soekarno menyambut baik ide ini dan mengundang para pemimpin politik ke Istana Negara pada Idul Fitri 1948. Sejak saat itu, Halalbihalal menjadi tradisi yang dilakukan di tingkat nasional dan menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Hikmah dan Nilai Filosofis Halalbihalal

Tradisi halalbihalal di Idul Fitri mengandung banyak hikmah dan nilai yang sangat relevan dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Di antaranya adalah:

1. Mempererat Silaturahmi

Momen Halalbihalal menjadi ajang untuk berkumpul, mempererat hubungan keluarga, teman, dan rekan kerja.

2. Menghapus Dosa Sosial

Dengan saling meminta maaf, seseorang tidak hanya mendapatkan ampunan dari Allah tetapi juga dari sesama manusia.

3. Menanamkan Nilai Persatuan

Halalbihalal mencerminkan semangat kebersamaan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.

4. Menyegarkan Hubungan Sosial

Dalam dunia kerja maupun organisasi, Halalbihalal sering dijadikan sarana rekonsiliasi untuk memperbaiki hubungan yang mungkin renggang selama setahun terakhir.

5. Menjalankan Ajaran Islam

Konsep saling memaafkan dalam Halalbihalal sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah dan kasih sayang antar sesama.

Begitu juga dilakukan oleh panca kaki keluarga besar Mama Dulyamin Mimi Kunena (Alm/Almah) secara rutin termasuk hari ini,

Bp.Kuwu Sarjan × Mbok.Karsem. ( Trate ) 

Nurunkan Mama Dulyamin.

Bp.Kuwu Sagung × Mbok Wati. ( Kapringan , Templik Singajaya ).

Nurunkan Mimi Kunaenah.

DZURIAT MAMA DULYAMIN × MIMI KUNAENAH

1. Rokanih × Darpan (Trate)

2. Karinih × Sutiman ( Bugur Subang )

3. Aswi × Madkasan ( Singajaya )

4. Casmina × Saniya ( Sawangan Depok )

5. Radimin × Titin ( Cipanas Crb.)

6. Wartika × Ernawati ( Depok )

7. Wasi'ah × Kadriya ( Trate )

8. Ato.S × Euis Wanti ( Cipanas Crb.)

Anak" yg sudah meninggal ; 

1. Anak pertama *Suryaman*

2. Adiknya Casminah *Arnesih dan Rokimin*

3. Adiknya Radimin *Durakman* 

Jadi jumlah seluruhnya ada 11.

Keturunan dari 

*Rokanih × Darpan* 

1. Taonih × Sarjam ( Trate )

2. Wargono > meninggal

3. Taryono × Wiratmi ( Megu Gede Plered )

4. Rasudi × Upi Supiyah ( Cipanas Crb.)

5. Roemi × Sunoto (Patrol)

6. Carmudi × Mila (Panyingkiran Jt.7 Mjlk)

7. Nurjanah × Syamsidar (Karangkendal).

Keturunan dari ;

*Karinih × Sutiman*

1. Waserih Kusriawati × Haris.(Jakarta)

2. Casmudi × Titin Sulistiawati (Banyuwangi Jatim). 

Keturunan dari ;

*Aswi × Madkasan.* 

1. Wargono > meninggal

2. Absori × Neneng H (Beji, Depok)

3. Sobari × Imas.(Bogor)

4. Bisri × Elsa (Sawangan Depok)

5. Muslihin × Isah (Gebang Cirebon Timur).

6. Mukmin Sejati × Titin.S (Jatibarang).

Keturunan dari ; 

*Casminah × Saniya* 

1. Luciyanah × ..... (Sawangan Depok)

2. Moh. Ridho × ........ (Sawangan Depok)

Keturunan dari ; 

*Radimin × Titin.S* 

1. Ela.S.Nurlaela × Thomas Hafid Amir (Bogor)

2. Asep.A.S × Ika.R.F (Bogor)

3. Dede.Z.M × N.Millah (Talun Crb)

4. IIM.H.K × Wahyu.U. (Gombong Jateng).

Keturunan dari ;

*Wartika × Ernawati* 

1. Moh. Anggri Satriawan × Rosi...(Bekasi) 

2. Dhita Imas Sholeha × Rio... (Malang Jatim).

3. M. Ramdan Malik Prawira.

Keturunan dari ; 

*Wasi'ah.K × Kadriya* 

1. Apriyani. N × Warsono (Jt.barang)

2. Firda Rizka Amaliah × ......     

3. Novia... 

Keturunan dari ; 

*Ato.S × Dian (Euis.W.N)* 

1. Kaniz Syarllen Kemtra.

2. Rein Khirana Ratu Adil.

3. Cikal Paskal Jabbar Syahadat.

*Acara Reuni Keluarga Dzuriat Mama Dulyamin Mimi Kunaenah ( Rabu , 2 - April - 2025 ) :* 

 

Acara di Mulai pk.10.00 s.d Selessi. 

Tempat di Ceceng + Mila Panyingkiran Jt.7 Majalengka.

*Pemandu Acara*> *Shobari* 

ACARA :

- pembukaan.

- Sambutan Kordinator ( pade Iming )

- Sambutan Shohibul bet ( Ceceng ) 

- Kirim Do'a utk yg sudah meninggal oleh ( pa De Iming ) lanjut ,*Sekapur .Sirih*  

    dengan tema :

"AHLI IBADAH TP TIDAK BISA MASUK SURGA"

- Pembacaan Panca Kaki oleh mang Tika. Dilanjut dg pengelompokan anak" Usia ; *1 - 12 th*

     *Usia SMP & SMA* 

- Mudah"an ada THR.

- Do'a Pentup.

Kegiatan halalbihalal saat ini dilakukan dikediaman Carmudi (Ceceng) wilayah Jatitujuh kabupaten Majalengka, hal ini dilaksanakan tiap tahun oleh keluarga Dzuriat Mama Dulyamin Mimi Kunaenah untuk tujuan mempererat tali silaturahmi dan mengenal silsilah panca kaki (keturunan). @Akbar

File