Mulutmu Adalah Harimaumu, Yang Akan Menerkam Dirimu Sendiri

JAKARTA- Sejak era rezim Soeharto, kesalahan komunikasi pejabat publik kerap menjadi catatan sejarah yang berulang: mulai dari Harmoko, Menteri Penerangan kala itu, yang terpeleset melafalkan “dolan dolen” dalam Festival Greget Dalang di Solo.
Saat berganti rezim dan muncul pernyataan kontroversial Arteria Dahlan yang menyulut kemarahan masyarakat Sunda; disusul Ahok yang mengutip QS Al-Maidah dan memicu gejolak umat Islam.
Berlanjut hingga hari ini. Ketika sejumlah anggota DPR kembali menyalakan bara protes dengan ucapan yang dianggap melecehkan publik.
Semua itu menegaskan satu hal: gagap komunikasi pejabat bukan sekadar kelalaian kata, melainkan kesalahan fatal yang bisa mengguncang stabilitas sosial dan politik.
Menurut Sekjen Koalisi Pembela Konstitusi dan Kebenaran (KP-K&K) Suta Widhya, pepatah lama bahwa Mulutmu adalah Harimaumu masih relevan hingga hari ini. Padahal perkataan itu warisan nenek moyang dari Minangkabau yang menasehati anak-anaknya agar berhati hati dalam berucap agar tidak salah langkah dalam berucap. Hal itu dikatakannya Rabu (3/9) malam di Jakarta. MAY